Seperti yang kita ketahui angin adalah salah satu bentuk energi yang
tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi
angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar
turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian
belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi
Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan. Belakangan ini angin sudah mulai banyak digunakan
dibeberapa negara terutama negara-negara yang memiliki landscape alam
yang banyak berhubungan dengan angin.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan
dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km
merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga
angin. Dengan kondisi alam yang seperti ini dan sudah banyak sekali
yang kita dengar tentang dampak positif dari penggunaan energi angin ini
terus kenapa tidak kita manfaatkan dengan baik?
Equation
Grafik
Jika kita meninjau persamaan di atas, terlihat apabila kita menginginkan
jumlah energi yang besar adalah dengan menambah kecepatan angin karena
orde 3 dan hal yang dapat dilakukan selain itu adalah memperlebar ukuran
baling-balinya karena orde 2. Kembali kepada pertanyaan "kenapa tidak
kita manfaatkan dengan baik?". Selama ini turbin pembangkit tenaga angin
yang biasa digunakan ada turbin standar seperti yang sudah di tunjukan
di gambar pertama, dan turbin tersebut menghasilkan electricity < 10%
electricity yang mestinya bisa dihasilkan apabila seluruh udara yang
tercakup di diameternya bisa diubah menjadi electricity. Pada persamaan
di atas apabila ingin energi yang dihasilkan meningkat, maka salah satu
caranya adalah menambah radius cakupan angin. Namun karena baling-baling
konvensional sudah mencapai limitnya yaitu diameter 126 meter,
tingginya juga sudah lebih dari itu, dan energi yang dihasilkan hanya 7
Megawatt. Sebagai perbandingan, bangunan setinggi itu di pembangkit
batubara (cerobong) bisa menghasilkan s.d. 1000 Megawatt. Oleh karena
itu berikutnya akan saya tampilkan beberapa turbin alternatif yang bisa
lebih efektif dalam segi energi yang dihasilkan.
Turbin Maglev (Magnetic Levitation)
Magenn Air Rotor System
bentuk ini dapat mencakup angin yang
lebih banyak, hanya saja tidak dapat terbang terlalu tinggi dikarenakan
pipa penghubung yang terbatas.
Demikian beberapa alternatif dari alternatif energi tenaga angin ini,
mungkin terlihat merupakan alternatif dalam skala yang besar, tapi
hasilnya akan lebih terasa daripada kita bersikeras dengan hanya
menggunakan turbin biasa
Di Indonesia total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Semoga postingan ini bermanfaat dan mendapat apresiasi yang baik terimakasih.
Di Indonesia total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Semoga postingan ini bermanfaat dan mendapat apresiasi yang baik terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar